AKURAT.CO – Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI), Yusri Usman, angkat bicara terkait kebijakan Menteri BUMN Erick Thohir yang telah mencopot Direktur Penunjang Bisnis PT Pertamina ( Persero) holding, Dedi Sunardi.
Yusri menilai, pencopotan itu aneh dan lucu, jika dikaitkan dengan terbakarnya depo BBM Plumpang, Jakarta Utara.
Menurutnya, jika ditinjau setelah dibentuk organisasi Pertamina Holding dengan Subholding oleh Kementerian BUMN, maka kendali penuh operasi distribusi BBM berada langsung di Subholding, dalam hal ini PT Pertamina Patra Niaga.
“Langkah dengan mencopot Direktur Pengembang Bisnis Pertamina Holding yang rentang kendalinya jauh di atas dengan kebakaran depo BBM Plumpang menjadi tanda tanya besar,” ujar Yusri melalui keterangan tertulis, Kamis (9/3/2023).
Oleh karena itu, menurutnya, hukuman yang diambil Kementerian BUMN terkait kebakaran Depo TBBM Plumpang, lebih tepat ditujukan kepada Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Alfian Nasution.
“Atau setidak tidaknya mencopot Eksekutif General Manager Pertamina MOR (Marketing Operation Regional) III, yang bertanggung jawab langsung untuk TBBM di wilayah Jakarta dan Jabodetabek, termasuk kepala Depo TBBM Plumpang,” sambung Yusri.
Lebih lanjut, jika melihat kebakaran beruntun selama dua tahun terakhir, Kilang Balongan, Kilang Cilacap dan Kilang Balikpapan serta kebakaran travo pembangkit listrik blok Rokan pada 7 Desember 2022 yang menyebabkan terjadinya unplaned shutdown berakibat produksinya sempat anjlok hingga 70.000 barel per hari.
Yusri menilai, ada kepentingan politis di balik pencopotan Dedi Sunardi dari jabatan Direktur Penunjang Bisnis PT Pertamina. Karena ia tak bersinggungan langsung dengan Depo BBM Plumpang.
“Seharusnya Dirut PT Pertamina Holding, Nicke Widyawati, yang harus dicopot oleh Menteri BUMN,” sambung Yusri. (*)