AKURAT.CO – Sekretaris Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Dwi Rio Sambodo, meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta agar lebih berani lagi dalam melakukan terobosan penanganan sampah di DKI Jakarta.
Hal tersebut disampaikan menyikapi pernyataan Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Kebudayaan dan Pariwisata, Marullah Matali, yang menyebutkan bahwa Jakarta dipenuhi sampah sebanyak 7.500 ton per hari.
“Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas LH (Lingkungan hidup) harus lebih fokus dan berani melakukan terobosan-terobosan dalam penanganan sampah DKI Jakarta, terutama dengan memberikan sosialisasi dan edukasi tentang mengurangi, memilah, maupun mengolah sampah,” ujar Dwi Rio dalam keterangannya, Senin (20/2/2023).
Di DKI sendiri rata-rata memproduksi lebih dari 7 ribu ton sampah per hari. Tak hanya itu, Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta ini mengungkapkan, bahkan pada Maret 2022 tembus mencapai 7.800 ton per hari.
“Berdasarkan data yang ada DKI Jakarta rata-rata memproduksi sampah 7.200-7.700 ton setiap harinya, walaupun pada bulan Maret 2022 pernah menyentuh angka maksimal yaitu 7.800 ton dalam satu harinya,” ungkap Dwi Rio.
Sebelumnya, Pemprov DKI melaporkan, bahawa Jakarta dipenuhi 7.500 ton sampah per hari. Dia pun menyebutkan, hal ini menjadi salah satu permasalahan serius bagi Ibu Kota
“Jakarta hari ini dipenuhi oleh tidak kurang oleh 7.500 ton sampah artinya sampah di Jakarta itu sangat banyak sekali. Kalau kita kendalikan dengan baik maka boleh jadi ini bisa jadi sebuah permasalahan yang serius bagi Jakarta,” ucap Marullah kepada awak media di kawasan CFD, Minggu (19/2/2023).
Mantan Sekda DKI menyampaikan, sampah yang menginjak angka 7.500 ton itu sempat turun saat pandemi Covid-19. Namun dia khawatir angka itu akan naik dengan kondisi Jakarta yang kembali ramai.
“7.500 itu sempet turun sedikit ketika pandemi tapi saya yakin kalau tidak kita kendalikan setelah Jakarta ramai lagi 7.500 tidak bertahan sampai di situ. Jangan-jangan nanti bisa lebih dari 7.500 ton,” katanya.
Menurutnya, 7.500 ton sampah sudah sangat sulit bagi Jakarta. Sebab, Jakarta saat ini mulai mengelola sampah menggunakan berbagai teknologi. (*)