AKURAT.CO – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menghimbau masyarakat agar berani deteksi dini kanker. Hal itu sebagai upaya untuk mendukung langkah pemerintah menemukan kanker pada stadium yang lebih dini.
“Yuk bantu kementerian kesehatan bersama-sama untuk melakukan sosialisasi, edukasi, promosi, untuk deteksi kanker ini, aku butuh tenaga dan energinya,” ujar Budi di Hotel Shangri La, Jakarta Pusat, Sabtu (4/2/2023).
Budi menegaskan, bahwa kanker yang ditekukan pada stadium yang lebih dini dapat meningkatkan peluang kesembuhan hingga 80 sampai 90 persen.
“Deteksi dini pada kanker dapat dilakukan dengan beberapa Metode, seperti contohnya untuk Breast Cancer cara pengecekan dapat menggunakan metode SADANIS (Pemeriksaan Payudara Secara Klinis) dan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri),” tambah Budi.
Selain itu menurut Budi, pemerintah sudah mulai menjalankan langkah reflektif dengan penyediaan alat pemeriksaan kanker, pemerataan penyebaran alat kesehatan dari 514 kabupaten dan kota, serta berasiswa untuk dokter umum dan spesialis kanker.
Namun menurut Budi, hal tersebut dinilai masih kurang. Sehingga masih sangat diperlukan penguatan pada upaya promotif di masyarakat.
”Gimana supaya bisa mengedukasi wanita Indonesia supaya jangan takut mamografi kanker. Yuk deteksi dini kolonoskopi begitu kamu 50 tahun, yuk tes HPV DNA toh bisa dilakukan sendiri, hal seperti ini tidak bisa Kemenkes lakukan sendiri,” sambung Budi.
Perlu diketahui, berdasarkan data dari Global Cancer Statistics (GLOBOCAN) pada tahun 2020 menunjukkan terdapat 19.292.789 kasus kanker baru di dunia dengan 3 kasus terbanyak adalah payudara, paru dan kolorektal.
Sedangkan di Indonesia sendiri terdapat 396.914 kasus kanker baru pada tahun 2020 dengan sebagian besar pasien datang berobat pada stadium lanjut.
Berdasarkan data GLOBOCAN, Kanker payudara dan kanker leher rahim mendominasi kejadian kanker pada wanita. Sementara Kanker paru paru dan Kolorektal mendominasi kejadian kanker pada Pria.
Kanker menjadi peringkat tiga besar penyebab kematian di dunia. Estimasi dari IARC (International Agency of Cancer Research) pada tahun 2040 angka kasus kanker baru dapat mencapai 30,2 juta kasus dengan angka kematian mencapai 16,3 juta kasus. Sekitar 70% dari kasus kanker baru akan berasal dari negara berpendapatan rendah hingga menengah.